asal usul jam pintar

BEBERAPA tahun belakanganan, pabrikan perlengkapan elektronik raksasa, laksana Samsung, Apple, bahkan Xiaomi berlomba-lomba menelurkan produk-produk jam pintar alias smartwatch produksi mereka ke pasaran. Alasannya, guna memenuhi keperluan masyarakat canggih yang semakin aktif dan membutuhkan faedah jam tangan tidak saja pemberi informasi waktu, melainkan pun informasi lainnya yang terhubung ke ponsel pintar mereka, laksana notifikasi panggilan masuk, pesan masuk, memutar fungsi, bahkan fitur yang menyokong kesehatan pemakainya menghitung detak jantung, jumlah tahapan kaki, dan kalori yang terbakar.

Namun, tahukah kita bahwa smartwatch sebetulnya bukan perlengkapan yang baru saja lahir? Berdasarkan keterangan dari informasi yang Media Indonesia kutip dari Mobile Industry Review, Kamis (8/8), diterangkan bahwa smartwatch dikembangkan sejak sejumlah dekade ketika teknologi komputer masih dalam tahap mula pengembangan. Pada 1972, Hamilton Watch Company and Electro/Data Inc mengembangkan jam tangan digital kesatu, yang berupa prototipe LED mempunyai nama Pulsar.

Produk tersebut dibungkus dengan emas 18 karat dan dipasarkan dengan harga US$2.100. Meskipun mahal dan mewah, untuk memakai Pulsar mesti mengurangi tombol supaya informasi yang diharapkan muncul di layar, bertolak belakang dengan produk smartwatch kekinian yang sudah dicantumkan sensor pendeteksi gerak sampai-sampai pemakainya lumayan mengayunkan tangan untuk menimbulkan informasi yang diinginkan. Meskipun begitu, Pulsar dirasakan sebagai suatu revolusi besar dalam industri jam tangan dan sudah membuka jalan guna pengembangan teknologi ini di masa depan.

Tak terlampau lama dari kemunculan Pulsar, tidak sedikit pabrikan yang mulai berlomba-lomba menyempurnakan teknologi teranyar jam tangan tersebut. Berbagai perusahaan Jepang mulai bereksperimen mengenai cara-cara guna memasukkan lebih tidak sedikit konten dalam jam tangan yang memungkinkan pemakainya untuk menemukan data ekstra dan Seiko merupakan salah satu perusahaan kesatu yang merintis inovasi pembaruan tersebut.

Pada 1983, Seiko merilis jam tangan T001 yang terkenal, bahkan dimuncul dalam film James Bond's Octopussy. Jam tangan tersebut dapat dihubungkan ke penerima TV portabel, sementara layarnya dipecah menjadi dua lokasi terpisah dengan faedah yang berbeda, yaitu bagian atas dipakai untuk fitur jam tangan standar seperti mengindikasikan waktu dan penataan alarm, namun bagian bawah layar dipakai untuk memutar video meskipun dalam kualitas buruk.

Di tahun yang sama, Seiko merilis jam tangan pintar lainnya yang diberi nama Data 2000. Sesuai dengan namanya, jam tangan tersebut mampu menyimpan 2.000 karakter yang dimasukkan dari dock keyboard eksternal. Setahun kemudian, Seiko merilis RC-1000 dengan fitur baru yang substansial, seperti keterampilan untuk terhubung ke mayoritas komputer ketika itu. Namun, perlengkapan terdekat dengan jam tangan pintar canggih saat itu merupakan RC-20 Wrist Computer yang telah dilengkapi dengan mikroprosesor 8-bit Z-80, 2 KB RAM, dan penyimpanan 8 KB, termasuk software untuk penjadwalan, memo, masa-masa dunia, dan kalkulator.


Selanjutnya di 1994, Timex Datalink menjadi jam tangan kesatu yang dapat mengunduh data dari komputer secara nirkabel. Jam tangan tersebut dikembangkan bareng dengan Microsoft, pemakaian teknologinya paling cerdas. Datalink dirasakan memiliki karakteristik kecerdasan ilmiah dan bahkan digunakan NASA dalam sekian banyak  misi perjalanan antariksa ruang.

Dalam pertumbuhan selanjutnya, seorang inovator mempunyai nama Steve Mann merancang dan mengembangkan smartwatch Linux kesatu pada 1998. Mann sebelumnya telah menciptakan sejumlah kontribusi urgen lainnya guna teknologi modern, tergolong menjadi yang kesatu mengembangkan cara pencitraan HDR modern.

Setahun kemudian, pabrikan elektronik asal Korea Selatan, Samsung, merilis jam tangan pintar yang dapat mengerjakan komunikasi. Produknya itu dinamai SPH-WP10 yang mempunyai spesifikasi layar LCD monokrom dan mampu berkata selama 90 menit dengan speaker dan mikrofon terintegrasi. Namun, sesudah perilisan tersebut, Samsung seakan-akan unik diri dari pengembangan jam tangan pintar sampai akhirnya kembali mengerjakan investasi untuk mengembangkannya sejumlah tahun belakangan sebab melihat potensi dan pertumbuhan pasar yang semakin nyata.

Pada 2000, IBM mengungkapkan prototipe smartwatch Linux miliknya yang dinamakan Watchpad. Meskipun pada saat tersebut versi tadinya memiliki tidak sedikit kekurangan, perusahaan dengan cepat meningkatkannya dan pada 2001 merilis Watchpad 1.5 yang mempunyai accelerometer, sensor sidik jari, dan mekanisme getar. Di samping itu, Watchpad 1.5 pun dibekali sistem operasi Linux 2.2, mempunyai layar sentuh-sensitif QVGA 320 x 240, bluetooth, 8 MB RAM, dan 16 MB penyimpanan flash.

Pada 2004, Microsoft mengupayakan kembali terjun ke pasar dengan jam tangan pintar terbarunya yang dinamai Smart Personal Objects Technology (SPOT). Produknya itu merupakan mula dari produk yang dapat digunakan menjadi produk internet of things (IoT) sebagai upaya mempersonalisasikan teknologi. Sayangnya, tanpa dalil yang jelas Microsoft menyimpulkan menutup jaringan pengembangan produk itu.

Sejak itu, sebanyak perusahaan mengupayakan jam tangan pintar versinya setiap meskipun belum dapat menarik perhatian konsumen karena dirasakan tidak praktis. Baru pada 2013, Omate adalahperusahaan kesatu yang merancang jam tangan pintar yang benar-benar independen, dinamai Truesmart. Truesmart dapat mengerjakan panggilan, memakai peta, dan memanfaatkan software Android sepenuhnya secara independen. Meskipun produknya dirasakan masih tidak sedikit kekurangan, produk tersebut dirasakan sebagai mula era baru dari teknologi jam tangan pintar.

Saat ini juga semakin tidak sedikit pabrikan yang mengenalkan jam tangan pintarnya, Apple sudah menelurkan iWatch, Samsung dengan Galaxy Watch-nya, pemain baru laksana Xiaomi pun menelurkan Amazefit yang dibanderol lebih murah dari iWatch maupun Galaxy Watch. Bahkan, pabrikan juga sekarang pun berlomba-lomba mengembangkan smartband (gelang pintar) yang secara umum kegunaannya serupa dengan smartwatch, namun desainnya lebih simpel dan praktis serta mempunyai harga yang jauh lebih terjangkau, misalnya, Xiaomi dengan Mi Band dan Samsung dengan Galaxy Fit. Bahkan, arloji-arloji pintar itu dewasa ini tak melulu menyasar kalangan orang dewasa, tapi pun anak-anak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

memuat ulang jam tangan